Jayapura – Komite Nasional Papua Barat (KNPB) saat menggelar Kongres Nasional ke II menyerukan rakyat mempersiapkan diri untuk mobilisasi dan mogok sipil kota.
“Kemarin kita bilang gantung mic (mikrofon), hari ini kita kembali ambil mic melawan kolonialisme,” kata ketua umum KNPB Agus Kossay, kepada jurnalis saat gelar jumpa pers hasil kongres II KNPB di Kompleks Rusunawa Perumnas III, Kota Jayapura, Selasa (30/10/2018).
KNPB kembali ke jalan dengan bendera merah bertuliskan lawan, atribut army, kacamata hitam, dan melakukan demonstrasi damai di jalan-jalan kota.
“Segera siapkan atribut-atribut. Semua warna kita kembali,” kata sebagai seruan kepada pengurus KNPB Wilayah, konsulta dan rakyat Papua.
KNPB akan kembali membangkitkan rakyat Papua Barat yang sedang membisu dalam agenda perlawanan. KNPB kembali akan memfasilitasi rakyat Papua menyampaikan hak politiknya untuk menentukan nasib sendiri.
“Kita kembali ke jalan yang tua, jalan demonstrasi damai di jalan-jalan kota dengan agenda penentuan nasib sendiri melalui jalur referendum,” katanya.
Kossay menjelaskam perlawanan model dan bentuk apapun akan menjadi agenda perlawanan bersama rakyat. Terutama agenda mogok sipil kota demi mendorong agenda dalam dan luar negeri bersama United Liberation Movement for West Papua (ULMWP).
Karena itu, Kossay menyeruhkan kepada Kepolisian Republik Indonesia di tanah Papua, Polda Papua dan Papua Barat segera menyiapkan penjara yang cukup. Penjara bagi aktivis yang akan kembali ke jalanan.
“Segera kosongkan penjara-penjara. Kami siap penuhi penjara-penjara. Kami siap miliki penjara-penjara,” katanya.
Ketua I KNPB, Warpo Wetipo mengatakan semua itu akan berjalan usai rapat kerja nasional dengan pengurus hasil kongres II. “Semua akan seperti itu tetapi kami Raker dulu,” ujar dia melalui sambungan telepon. (*)
Sumber (Jubi)