161
Honiara, Jubi – Polisi Kepulauan Solomon telah membela tindakan penyitaan bendera Papua Barat yang dilakukan oleh beberapa oknum anggotanya di luar stand Indonesia saat Festival Seni dan Budaya Melanesia (MACFest) berlangsung di Honiara.
Sabtu lalu, seorang laki-laki asal Solomon, Ben Didiomea, ditanyai oleh polisi setelah didapati mengangkat Bendera Bintang Kejora Papua Barat sebagai bentuk protes di depan stan Indonesia dalam festival tersebut.
Didiomea menegaskan bahwa dia berdiri dalam solidaritas dengan sesama masyarakat Melanesia di Papua yang berada di bawah Indonesia, di mana Bendera Bintang Kejora dilarang.
Asisten Komisaris Polisi khusus kawasan ibu kota, Solomon Sisimia, dari Polisi Nasional Kepulauan Solomon, Royal Solomon Islands Police Force, mengatakan bahwa mereka telah menyampaikan kepada Didiomea dan rekan-rekannya yang bersama-sama protes bahwa bendera itu disita karena festival itu bukan acara politik.
“Sebenarnya, sebelum kejadian itu, petugas kepolisian juga telah menghentikan satu kelompok anak muda beberapa hari lalu, mereka juga datang dan mengancam akan membakar stan yang sama, dan mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari gerakan pro-kemerdekaan Papua Barat,” jelasnya.
“Jadi bendera itu kami ambil dari lokasi itu untuk menghentikan upaya provokasi lebih lanjut terhadap delegasi Indonesia hari itu.”
Sisimia membantah laporan bahwa Kepolisian Solomon telah memberikan layanan spesial untuk delegasi Indonesia.
“Tidak ada pengaturan khusus untuk kunjungan delegasi Indonesia. Operasi polisi (untuk Festival secara keseluruhan) disediakan untuk semua orang yang turut ambil bagian dalam festival ini,” tambahnya.
Selama sepuluh hari terakhir kota Honiara menjadi tuan rumah festival Melanesia dan ribuan artis dari berbagai negara Melanesia pun datang untuk meramaikan acara yang diselenggarakan setiap empat tahun itu.
Sisimia menerangkan bahwa meskipun pasukan kepolisian Solomon yang dikerahkan untuk berpatroli dan mengamankan acara tersebut cukup terbatas, sebagian besar Festival itu berjalan lancar.
Menurutnya, pasukan tambahan telah ditambahkan untuk memantau upacara penutupan semalam. (RNZI)
Honiara, Jubi – Polisi Kepulauan Solomon telah membela tindakan penyitaan bendera Papua Barat yang dilakukan oleh beberapa oknum anggotanya di luar stand Indonesia saat Festival Seni dan Budaya Melanesia (MACFest) berlangsung di Honiara.
Sabtu lalu, seorang laki-laki asal Solomon, Ben Didiomea, ditanyai oleh polisi setelah didapati mengangkat Bendera Bintang Kejora Papua Barat sebagai bentuk protes di depan stan Indonesia dalam festival tersebut.
Didiomea menegaskan bahwa dia berdiri dalam solidaritas dengan sesama masyarakat Melanesia di Papua yang berada di bawah Indonesia, di mana Bendera Bintang Kejora dilarang.
Asisten Komisaris Polisi khusus kawasan ibu kota, Solomon Sisimia, dari Polisi Nasional Kepulauan Solomon, Royal Solomon Islands Police Force, mengatakan bahwa mereka telah menyampaikan kepada Didiomea dan rekan-rekannya yang bersama-sama protes bahwa bendera itu disita karena festival itu bukan acara politik.
“Sebenarnya, sebelum kejadian itu, petugas kepolisian juga telah menghentikan satu kelompok anak muda beberapa hari lalu, mereka juga datang dan mengancam akan membakar stan yang sama, dan mereka mengatakan bahwa mereka berasal dari gerakan pro-kemerdekaan Papua Barat,” jelasnya.
“Jadi bendera itu kami ambil dari lokasi itu untuk menghentikan upaya provokasi lebih lanjut terhadap delegasi Indonesia hari itu.”
Sisimia membantah laporan bahwa Kepolisian Solomon telah memberikan layanan spesial untuk delegasi Indonesia.
“Tidak ada pengaturan khusus untuk kunjungan delegasi Indonesia. Operasi polisi (untuk Festival secara keseluruhan) disediakan untuk semua orang yang turut ambil bagian dalam festival ini,” tambahnya.
Selama sepuluh hari terakhir kota Honiara menjadi tuan rumah festival Melanesia dan ribuan artis dari berbagai negara Melanesia pun datang untuk meramaikan acara yang diselenggarakan setiap empat tahun itu.
Sisimia menerangkan bahwa meskipun pasukan kepolisian Solomon yang dikerahkan untuk berpatroli dan mengamankan acara tersebut cukup terbatas, sebagian besar Festival itu berjalan lancar.
Menurutnya, pasukan tambahan telah ditambahkan untuk memantau upacara penutupan semalam. (RNZI)